sajaksajak sutarmanto | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 02 Maret 2008 , Hal.V
. |
Doa pagi rerumputan Dengan tahan rasa malu oleh bebal dan tak tahu diriku Bagaimana mungkin aku mohon hidup-Mu Aku yang s’lalu dihantui tantangan-Mu Nafasku pun yang s’lalu tergantung napas-Mu Aku puasai diriku dalam lapang-Mu Dalam tulusmu dalam hangat sayap-Mu Dalam remang cahaya-Mu dalam tak pandangku lagi Dalam jumpa ruang batin yang tak kupahami Meski tak Kau berikan Kau Dalam kalah dan kalah-Mu Aku mohon jangan lagi Kau lemparkan aku Di sesak hampa tepian-Mu Meremah kosong harapku pada-Mu |
Di tepi lorong pinggir kampung Aku tahu lorong ini tak sampaikan hasratku padamu untuk bersua Tuhan Karena buntu, melintang luapan bah buatanmu Meski setitik hurup yang belum jadi Serupa lukisan tarian jemari pada daunan tua Bumi kusam dari terang panas matahari malam Kaukah yang berkali-kali memanggilku Akan kau bebaskanku dari sunyi hari-harimu Bahwa harus aku lepaskan biduk kecil Menyusuri sungai waktu serupa bayi Musa kepada gubuk Fir’aun yang bertahta atas karamba Ataukah sepetak ladang yang ditinggalkan para petani Mengungsi, karena didera arus kali-kali Aku pun tahu kau telah menciptakan pulau buatan untukku Sambil menggali liang lahat dalam-dalam Kau suruh aku mengubur lapar dahagaku *) Sutarmanto, Guru SDN 1 Gambiranom, Baturetno, Wonogiri. rantaikata : http://solopos.net |
sajak guntur t. cunong | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 24 Februari 2008 , Hal.V
rantaikata : http://solopos.net
jendela itu belum tertutup |
Nduk, Sebelum tidur nanti Jangan lupa kau tutup jendela itu Nanti kau masuk angin Seperti kemarin Ibu juga yang ngeroki kamu |
Pada jendela buatku terlelap Angin yang menerobos meninakan Kubuka tanpa berderit Menatap pada orang-orang yang siap menerkamku Maaf bu, Bukan jendela itu yang menjadi sakitku Juga bukan angin malam Tapi kebohonganku padamu Lewat jendela ini aku balaskan Sakit hatiku pada setiap lelaki Aku sebarkan Virus itu Aku tidak pulang malam ini Mungkin entah sampai kapan Aku tertankap Kamtib Aku dikarantinakan, Maaf bu, Jangan ceritakan pada cucu ibu Katakan padanya, ketika dia lahir Mamanya telah mati Dan lupa menutup jendela Aku SMS pahlawanku Indonesia Raya Mengalun tanpa nada Tumpah Darahku Menggema di Semesta Sampai sekarang aku belum sadar Selalu gelisah Pada Bagimu Negeri Maju Tak Gentar Rayuan Pulau Kelapa Dari Sabang Sampai Merauke Sampai pada Berkibarlah Benderaku Lalu aku mendengar Kucing Garong Bang SMS, Ketahuan Gemetar lututku Ternyata aku harus tinggal lebih lama Pada Istana Mangunjayan *) Guntur T Cunong, tinggal di Plesungan, Karanganyar, aktif berkesenian pada musik dan teater, berekspresi musik pada: Lebata Band, Sansekerta, Karet |
rantaikata : http://solopos.net
inilah hidup | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 24 Februari 2008 , Hal.VIII
:anonim
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m08#
|
Sering aku berpikir dalam sendiri Kenapa ada sunyi dan sepi Ada susah dan senang |
Juga ada gembira dan penderitaan Lama baru kutemukan jawaban Bahwa ini yang namanya kehidupan Beragam aneka warna dan juga rasa Berbaur menjadi satu kesatuan cerita Kita bisa memilih sendiri Cerita apa yang kan kita perani Namun di atas semua itu Tetap kuasa Tuhan lah yang berlaku Ya... inilah hidup Bagian dari cerita anak manusia yang kadang redup - |
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m08#
maaf | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 24 Februari 2008 , Hal.VIII
|
Penat... Ku yang terbelenggu oleh partikel-partikel masa Ta’ bisa bebaskan raga yang tlah tertancap oleh bayonet kehidupan Alter egoku hanya timbulkan luka, yang semakin menganga |
Pantas... Pun, aku yang slalu torehkan luka pada andromeda Aku, yang slalu enyahkan violet dalam sudut afeksimu Aku, yang slalu ciptakan fraktur dalam palung hatimu Ingin... Ungkap semua instrumental hati Namun diri seperti prasasti bisu Yang hanya bisa pahatkan kata maaf, dalam diri yang tersayat Yang hanya bisa ukirkan kata maaf, dalam relief hati yang terkikis Ta’ ingin... Berakhir menjadi bagian dari dimensi sejarah Yang tercatat sebagai Pecundang, dari sederet anekdot semata Akhirku... Hanya seriosa maaf, Yang Mengalun Sendu... :anonim rantaikata : http://solopos.net |
sajak munawar syamsuddin | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 17 Februari 2008 , Hal.V
Dan pepohonon saling tumbang
Mencabik-cabik sawah dan ladang
Digerus digilas oleh hujan es
Seluruh penduduk telah tewas
Setengah jam hari kembali terang benderang
Manamatkan sebuah kiamat di kecamatan
Belasungkawa untuk titik negeri mantan
Bekas menara stasiun televisi yang menantang
Tinggallah sebuah bukit terbelah. Kenangan
Mengubur segala jumawa dan durhaka
Kepada keseimbangan
Alam yang molek. Amanah atau bencana
Di puncak Gunung Merapi
Jikalau engkau mengerti hakikat syair
Dari sedalam-dalam semesta zikir
Pandanglah hening ke sekeliling
Di atas puncak sebuah gunung
Terbacalah bahwa alam terus berproses
Sebagai yang disabdakan ayat kudus
Tidak ada yang berhenti
Kecuali Sang Abadi
Sirotol Mustakim
Sudah kubentang jalan tol
Sejak di dalam rahim
Jembatan sirotol mustakim
Tegak lurus total
Menembus surga
Dari gua garba
Sudah kupancang jalan layang
Dari telapak kaki bunda
Menggerayang semesta
Sejak alif-ba-ta sampai iya
Menerobos alam peta tidak terduga
Jagat Maha Hening
Allahu Akbar!!
Munawar Syamsuddin, penulis sastra tinggal di Jl Pandanaran 223-A Boyolali 57313.
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m10#
Puting Beliung |
Terkurung langit hitam Sebuah bukit yang runcing Terpusar oleh angin kencang Memutar-mutar sejuta pendulum |
Mencabik-cabik sawah dan ladang
Digerus digilas oleh hujan es
Seluruh penduduk telah tewas
Setengah jam hari kembali terang benderang
Manamatkan sebuah kiamat di kecamatan
Belasungkawa untuk titik negeri mantan
Bekas menara stasiun televisi yang menantang
Tinggallah sebuah bukit terbelah. Kenangan
Mengubur segala jumawa dan durhaka
Kepada keseimbangan
Alam yang molek. Amanah atau bencana
Di puncak Gunung Merapi
Jikalau engkau mengerti hakikat syair
Dari sedalam-dalam semesta zikir
Pandanglah hening ke sekeliling
Di atas puncak sebuah gunung
Terbacalah bahwa alam terus berproses
Sebagai yang disabdakan ayat kudus
Tidak ada yang berhenti
Kecuali Sang Abadi
Sirotol Mustakim
Sudah kubentang jalan tol
Sejak di dalam rahim
Jembatan sirotol mustakim
Tegak lurus total
Menembus surga
Dari gua garba
Sudah kupancang jalan layang
Dari telapak kaki bunda
Menggerayang semesta
Sejak alif-ba-ta sampai iya
Menerobos alam peta tidak terduga
Jagat Maha Hening
Allahu Akbar!!
Munawar Syamsuddin, penulis sastra tinggal di Jl Pandanaran 223-A Boyolali 57313.
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m10#
endless love | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 17 Februari 2008 , Hal.VIII
Lama sudah kita menoreh cerita cinta
di planet kita...
Engganku menukarmu dengan apapun itu
Sejatinya cinta... biarlah bersemi apa adanya
Sejatinya cinta... bertahan meski sulit
mengukir setia
Lamanya aku cinta kamu akan lebih lama
daripada selamanya
Orang inilah yang ‘kan membasuh air matamu
Vide! Lihatlah keagungan cinta kita berdua
- Yessy partysia S, Nglangak RT 02/RW 01, Kwangen, Gemolong, Sragen 57274
rantaikata : http://solopos.net
|
|
Engkaulah yang selalu bertahta dalam kalbuku Nada-nada cinta mengalun membuai sukma Detik, menit, jam bergulir menembus empat tahun berlalu |
di planet kita...
Engganku menukarmu dengan apapun itu
Sejatinya cinta... biarlah bersemi apa adanya
Sejatinya cinta... bertahan meski sulit
mengukir setia
Lamanya aku cinta kamu akan lebih lama
daripada selamanya
Orang inilah yang ‘kan membasuh air matamu
Vide! Lihatlah keagungan cinta kita berdua
- Yessy partysia S, Nglangak RT 02/RW 01, Kwangen, Gemolong, Sragen 57274
rantaikata : http://solopos.net
mencari arti hidup | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 17 Februari 2008 , Hal.VIII
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m08#
|
Begitu jauh jalan yang kutempuh Ke arah mana? Entah, aku tak tahu... Begitu berat perjalanan hidup Mampukah aku melewati? Aku pun tak tahu... |
Aku hanyalah remaja yang penuh tanya Aku selalu mengeluh Mengapa hidup haruslah sulit? Mengapa tidak dimudahkan saja? Hidup ini hanya sekali Pada akhirnya pasti mati Mengapa hidup sekali tak bisa dinikmati? Aku jenuh, aku bosan, aku penat Haruskah jalan setapak ini kutempuh? Haruskah keras dunia kurasakan? Haruskah hari-hari kelam kulalui? Sampai mana aku mampu bertahan Mencari arti hidup, Mencari masa depan yang belum tampak bagiku... Sekar Ratri Andarini, Universitas Sahid Solo, Jl Adisucipto 154, Jajar, Solo. |
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m08#
metamorfosis pemulung | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 10 Februari 2008 , Hal.V
|
|
Pemulung: kau jalan kaki Panggul karung keliling kampung Barang bekas kau kumpul Demi sesuap nasi penjaga gawang jiwa-raga anak isteri |
Pemulung, kau bersepeda Bonceng bronjong keliling kampung Barang bekas kau kemas Pulang petang Pemulung, kau naik mobil Keliling kampung Kau timbang, kau bayar barang bekas Pemulung, maju ikuti jejak zaman! Pemulung I Jalan kaki Keliling kampung Bawa karung Kumpulkan bekas-bekas Kehadiranmu tak buas Dan tak beku cemas Jalan kaki Bertemu sapa Warga rela bersua Barang bekas Kau kumpulkan Kau pilah-pilah Kau tukar Kau gelar rupiah sesampai di rumah Menggugah gairah isterimu Menggugah gairah malam (hidupmu selalu) Jalan kaki Keliling kampung Bawa karung Perilaku suci Ketika bumi memutar abadi Pemulung II Tak tersisa barang bekas Di kampung di gang Sampai halaman rumah Yang rapi berpagar Diserbu...ribuan pemulung Kampung jadi rapi dan bersih Barang bekas kikis habis Ribuan pemulung bingung Pikiran limbung Anak isteri terbayang Lesu dan kurang darah Tak pulang tak beruang Pulang tak bawa uang Menghitung utang Gemas pikir teralih Pemulung bingung memasuki kampung Lupa diri Memunguti barang yang masih Berarti pencuri Menyerbu rumah tanpa ramah Pemulung, apakah pencuri abadi? *) Drs Agus Budi Wahyudi MHum, staf pengajar di PBSID FKIP UMS. |
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m10# |
dunia yang mati | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 10 Februari 2008 , Hal.VIII
rantaikata : http://solopos.net
|
|
Pagi yang sempurna menantikan aku Untuk pergi ke awan yang paling damai Aku bosan melihat hal-hal tabu Ataukah aku harus pergi ke pantai yang landai? |
Jurusan sinar mentari makin membuatku bingung Ingin bertukar tempat, berbalik arah Agar tak seperti lebah yang mendengung Dan ubah saja menjadi tulip yang merekah Dunia ini dibatasi bayangan hampa Jagad raya menghimpit dada Hingga aku tak bisa lagi bernapas Kini, aku mati bosan di senja hari Maria Monasias, Kelas IX G, SMP Pangudi Luhur Laut, Solo - wasis |
rantaikata : http://solopos.net
aku ingin menjelma angin | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 10 Februari 2008 , Hal.VIII
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m08#
|
kepada seorang sahabat Meski aku hanya puing yang tercecer dalam endapan ilusi waktu: |
tapi aku ingin menjelma angin hingga aku bisa bercumbu dengan embun yang begitu cantik lalu kuajak ia menelusup ke ceruk hatimu. Agar kita bisa merenda asa di tengah buritan Jiwa yang kerontang ini Dan kubantu kau melukis bintang di atas mimpi Dan bersama kita rengkuh rembulan itu, Yang kan kita jadikan lentera Agar tak salah kita mencampur warna. Sekali lagi, aku ingin menjelma angin! Dan bersamamu: ‘kan kita terbangkan debu. (14.01.04) Desta Suprihatin, SMA Negeri 1 Wonogiri, Jl Perwakilan No 24, Wonogiri 57612 - wasis |
rantaikata : http://solopos.net/indexminggu2.asp?kodehalaman=m08#
sajaksajak gunawan tri atmodjo | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 03 Februari 2008 , Hal.V
rantaikata : http://solopos.net
Desember |
|
Desember adalah saat kita duduk di baris akhir sebuah antrean sambil melihat hujan |
pintu belum terbuka angka-angka di kalender menggeliat resah tertusuk dingin angin yang disisipkan gerimis lewat jendela di belakang kita kenangan masih menyusun bayangan di depan kita masa depan mulai berbenah menjadi kenyataan Desember adalah saat kita menunggu dan jadi saksi bisu jejak kita sempurna menjadi masa lalu Solo, 2006 Pawang hujan hujan telah reda Sang Pawang bergegas pulang laksana kusir tak berkuda yang mengendalikan kekang cuaca dengan mantra rahasia ketika misteri matahari terpahami semenjak awan dapat dipadatkan saat geliat angin dapat dibaca tak ada lagi rahasia dunia berjalan di belakangnya tetapi ia tetap dihantui tanya mengapa masih saja gagal menangkal setitik air di mata isterinya Solo, 2007 Sejarah tidak ditulis oleh pihak yang kalah karena pena mereka patah kesaksian hanya setengah kisah kita menunggu sejarah berubah tapi kita lengah benda-benda bersejarah ramai dijarah dan dijual murah Solo, 2007 *) Gunawan Tri Atmodjo dilahirkan di Solo, 1 Mei 1982. Karya-karyanya memenangkan beberapa sayembara sastra, di antaranya Cerpen Terbaik Majalah Horis |
rantaikata : http://solopos.net
peringatan Ilahi | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 03 Februari 2008 , Hal.VIII
rantaikata : http://solopos.net
|
Gelak tawa seketika terhenti Entah ke mana mereka pergi Manusia berlari-lari menyelamatkan diri Padahal hidup dan mati di tangan Ilahi Apa jadinya jika gempa genap sehari |
Dunia pasti hancur berantakan Umat manusia tak kan mampu bertahan Apa bekal yang mesti harus dipersiapkan Tuhan Allah sudah banyak memberi peringatan Uniknya manusia banyak yang mentertawakan Jiwa dan otak hanya memikirkan keduniawian Ulama memberi fatwa malah ditertawakan Hasut dengki bagaikan hidangan Mari kita segera sadar Enyahkan sifat takabur dan perilaku mungkar Itu segera bantu orang yang susah lagi lapar Nofia Ika Puspitasari, kelas VII-B/SMP Kasatriyan 1 Solo. |
rantaikata : http://solopos.net
realita kasih | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 03 Februari 2008 , Hal.VIII
Tali kasih, jalinan sayang
Dalam selaksa lagu dendang
Sanjak-sanjak pertemanan
Pun puisi yang bawakan
Damai, riuh mengalun
Tiada pengaruh dan paksa
Hulu awal menuju hilir
Setelah lalui
macam kisah
dalam kenangan
Akankah purnama yang sama
Kita temui
Sepuluh tahun lagi?
Poetry Maulina J, Universitas Sebelas Maret, Jl Ir Sutami 36A Solo
rantaikata : http://solopos.net
|
Jujur... Sulit temui Jika tiada dicari Bentuk indah ketulusan Pada sebuah ikatan |
Dalam selaksa lagu dendang
Sanjak-sanjak pertemanan
Pun puisi yang bawakan
Damai, riuh mengalun
Tiada pengaruh dan paksa
Hulu awal menuju hilir
Setelah lalui
macam kisah
dalam kenangan
Akankah purnama yang sama
Kita temui
Sepuluh tahun lagi?
Poetry Maulina J, Universitas Sebelas Maret, Jl Ir Sutami 36A Solo
rantaikata : http://solopos.net
sajaksajak wiyono | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 27 Januari 2008 , Hal.V
Perempuan cantik itu
Bernama Indonesia
Suaminya dari berbagai penjuru dunia
Ia bukan pelacur
Meski berganti-ganti yang menidurinya
Lelaki pertama suaminya tak berdaya
Tak bisa memenuhi hasratnya
Penyakitnya tak kunjung mereda
Ia bukan pelacur meski
Berganti-ganti yang menidurinya
Hanya satu tujuannya
Untuk kesejahteraan anak-anaknya
Perempuan cantik itu
Bernama Indonesia
Dialah ibu kita tercinta
Paranggupito, September 2007
Wakil Mucikari
Pelacur yang dulu itu telah mati
Hartanya melimpah di sana sini
Sertifikat tanahnya hampir memenuhi bumi
Anaknya ahli waris sejati
Pemilu lalu ia mencalonkan diri
Jadi wakil mucikari
Tak susah payah ia dapat kursi
Jadilah ia pelacur tingkat tinggi
Tak perlu ia mengumpulkan upeti
Apalagi korupsi
Teman sejawatnya bergaji tinggi
Upeti mengalir sendiri
Paranggupito, September 2007
- *) Wiyono, guru SMP Negeri 1 Paranggupito Wonogiri.
rantaikata : http://solopos.net
Perempuan Cantik Itu |
Perempuan cantik itu Bernama Indonesia Anaknya ada lima sudah besar Beberapa masih kecil Yang terkecil selalu minta adik baru Ada yang gemuk bergizi Kebanyakan kurus tak bergizi |
Perempuan cantik itu
Bernama Indonesia
Suaminya dari berbagai penjuru dunia
Ia bukan pelacur
Meski berganti-ganti yang menidurinya
Lelaki pertama suaminya tak berdaya
Tak bisa memenuhi hasratnya
Penyakitnya tak kunjung mereda
Ia bukan pelacur meski
Berganti-ganti yang menidurinya
Hanya satu tujuannya
Untuk kesejahteraan anak-anaknya
Perempuan cantik itu
Bernama Indonesia
Dialah ibu kita tercinta
Paranggupito, September 2007
Wakil Mucikari
Pelacur yang dulu itu telah mati
Hartanya melimpah di sana sini
Sertifikat tanahnya hampir memenuhi bumi
Anaknya ahli waris sejati
Pemilu lalu ia mencalonkan diri
Jadi wakil mucikari
Tak susah payah ia dapat kursi
Jadilah ia pelacur tingkat tinggi
Tak perlu ia mengumpulkan upeti
Apalagi korupsi
Teman sejawatnya bergaji tinggi
Upeti mengalir sendiri
Paranggupito, September 2007
- *) Wiyono, guru SMP Negeri 1 Paranggupito Wonogiri.
rantaikata : http://solopos.net
semunya makna kebenaran | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 27 Januari 2008 , Hal.VIII
Secercah cahaya kuat terbelenggu
Terhalang arang hitam pencemburu
Hitam seakan putih
Yang merajai kepalsuan kasih
Diri tak kuasa mengubah segala
Mengakar kuat dalam kehangatan
Menyiksa batin
Membarakan hati yang kian dingin
Pasrah...
Hanya mampu kuserahkan pada-Nya
Zat yang menguasai setiap perkara -
Helti Nur Aisyiah, SMA Al Islam 1 Solo.
rantaikata : http://solopos.net
|
|
Diri ini buta Semua hanya bias semu Tak memaknai segala Hanya kata yang kian bisu |
Secercah cahaya kuat terbelenggu
Terhalang arang hitam pencemburu
Hitam seakan putih
Yang merajai kepalsuan kasih
Diri tak kuasa mengubah segala
Mengakar kuat dalam kehangatan
Menyiksa batin
Membarakan hati yang kian dingin
Pasrah...
Hanya mampu kuserahkan pada-Nya
Zat yang menguasai setiap perkara -
Helti Nur Aisyiah, SMA Al Islam 1 Solo.
rantaikata : http://solopos.net
tegar | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 27 Januari 2008 , Hal.VIII
Sepucuk hati untuk sebuah penantian
Sepucuk ketulusan untuk sebuah harapan
Sepucuk senyuman untuk sebuah pengorbanan
Ketika penantian berujung pengkhianatan
Ketika harapan berujung dusta
Ketika pengorbanan berujung benci
Adakah cinta di sana?
Adakah kerinduan di sana?
Adakah pengharapan di sana?
Adakah keindahan yang menyedihkan
Persembahan cinta tuk langit telah mati
Akankah ketegaran menghapus kepahitan
Adakah ketegaran terselip di sana?
- Erlin Setyaningsih, Tegalharjo RT 03/RW 03, Tegalharjo, Jebres, Solo 57128.
rantaikata : http://solopos.net
|
|
Ada biru terselip di sana Ada cahaya di balik kegelapan Ada pengorbanan terselip di sana Ada kesetiaan di balik pengkhianatan |
Sepucuk ketulusan untuk sebuah harapan
Sepucuk senyuman untuk sebuah pengorbanan
Ketika penantian berujung pengkhianatan
Ketika harapan berujung dusta
Ketika pengorbanan berujung benci
Adakah cinta di sana?
Adakah kerinduan di sana?
Adakah pengharapan di sana?
Adakah keindahan yang menyedihkan
Persembahan cinta tuk langit telah mati
Akankah ketegaran menghapus kepahitan
Adakah ketegaran terselip di sana?
- Erlin Setyaningsih, Tegalharjo RT 03/RW 03, Tegalharjo, Jebres, Solo 57128.
rantaikata : http://solopos.net
sajaksajak dwi setia yuliawan | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 20 Januari 2008 , Hal.V |
Bengawan Solo |
Mengapa engkau tak bersahaja mengapa engkau marah padaku apa karena engkau frustrasi oleh sampah-sampah yang mengotori wajahmu |
atau pohon-pohon yang menyangga kepalamu telah digunduli satu-satu bengawan solo mata airmu membanjiri air mataku menerjang rumah sawah kampung desa dan harta benda bengawan solo bertahun engkau manjakan aku namun saat ini riwayat terulang lagi sejarah menulis kembali engkau menggenangi jiwa kami (27 Desember 2007, sehari setelah Bengawan Solo membanjiri sebagian Solo dan sekitarnya) Jembatan Jurug Mengapa kau berdiam diri saat bengawan solo marah pada kami mungkinkah engkau merasa menderita hingga dirimu tak mampu berbuat apa-apa tulang-tulangmu yang kuat mengalahkan tembok-tembok rumah kami yang hanyut oleh amarah amukan bengawan solo mungkinkah satu nanti kau seperti nasib kami hancur oleh bengawan Solo Desember 2007 - *) Dwi Setia Yuliawan (Danik DS), Guru Seni Budaya |
rantaikata : solopos.net
mutiara timur menangis | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 20 Januari 2008 , Hal.VIII |
Surgaku Keheningan malamMu terusik Merajut kilauan embun malam Ketika hujan meraihmu Tatkala semua buta |
Keindahan malamMu terbelah Sunyi pun meronta tatkala bumi menari KeindahanMu sekejap sirna Ketika pagi menyambut Semua tlah berduka Hingga tak terasa air mata pun mengalir Mengikis hitamnya hati. 31 Desember 2007 - Junaidi, Plawar RT 19 Saren, Kalijambe, Sragen 57275. rantaikata:http://www.solopos.net |
harapan kasih | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 20 Januari 2008 , Hal.VIII |
aku tenggelam dalam dilema hatiku yang selalu timbul tenggelam di permukaan anganku |
kutengadahkan wajah kuteriakkan kegalauan hatiku oh, gurun jiwaku rindu kesejukan seperti sejuknya jiwa saat berbasuh hidayah Ilahi bilakah esok kujumpai cerahnya surya pagi menyapa tulus senyumannya? seiring impian mahligai menanti di tepi telaga ketulusan sembari menyenandungkan cintanya dari balik terali adat, syari’at harapan kasih yang masih sederhana - Gunawan, Welar RT 02/RW 07 Pandeyan, Ngemplak, Boyolali. rantaikata: http://www.solopos.net |
randu blatung | untuk semuanya |
Edisi : Minggu, 06 Januari 2008 , Hal.V
Hamparan luas pohon jati yang rindang
banyak setan penunggu hutan
dengan wajah-wajah seram muka bercambang
ber-gaman kapak gergaji klewang
mereka bebas menebang kayu hutan
tanpa ada berani menghalangi
sebab aparatpun tak cukup nyali menghadapi
setan penunggu hutan bisa menghilang
menjarah ribuan meter kubik kekayaan alam
hingga tampak gundul-gundul hutan
2004
Sajak-sajak pendek
buat para penguasa
Ajari kami demokrasi
dengan menghargai
dan mengasah nurani;
Kalian adalah keteladanan
dengan kejujuran
mendidik generasi yang kan datang;
Korupsi
Kolusi
Nepotisme
jangan dibudayakan di negeri ini;
Sejahtera lahir batin
penduduk di negeri ini
Dwi Setia Yuliawan (Danik DS), guru di SMPN 4 Polokarto, Sukoharjo. Tinggal di Solo.
rantaikata: http://www.solopos.co.id
Hamparan luas pohon jati yang rindang
banyak setan penunggu hutan
dengan wajah-wajah seram muka bercambang
ber-gaman kapak gergaji klewang
mereka bebas menebang kayu hutan
tanpa ada berani menghalangi
sebab aparatpun tak cukup nyali menghadapi
setan penunggu hutan bisa menghilang
menjarah ribuan meter kubik kekayaan alam
hingga tampak gundul-gundul hutan
2004
Sajak-sajak pendek
buat para penguasa
Ajari kami demokrasi
dengan menghargai
dan mengasah nurani;
Kalian adalah keteladanan
dengan kejujuran
mendidik generasi yang kan datang;
Korupsi
Kolusi
Nepotisme
jangan dibudayakan di negeri ini;
Sejahtera lahir batin
penduduk di negeri ini
Dwi Setia Yuliawan (Danik DS), guru di SMPN 4 Polokarto, Sukoharjo. Tinggal di Solo.
rantaikata: http://www.solopos.co.id
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.