Pagi ini udara terasa membasuh tubuhku. Aku seperti malas saja.
Aku malu pada diriku, pada temanku, pada-Mu. Kepala ini tertunduk. Lesu mendera. Hati ini bungkam. Jiwa ini bungkam lebih dalam. Aku seperti mengigau.
"Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi"
Berhamburan kata-kata. Meluncur saja begitu. Aku ingin berteriak kepada hujan. Aku ingin terbang dari ketinggian tebing. Lalu menelusup dalam celah-celah ombak laut yang bergemuruh.
Karanganyar, 22 Juni 2009Aku malu pada diriku, pada temanku, pada-Mu. Kepala ini tertunduk. Lesu mendera. Hati ini bungkam. Jiwa ini bungkam lebih dalam. Aku seperti mengigau.
***
"Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi" "Jangan kau ulangi"
Berhamburan kata-kata. Meluncur saja begitu. Aku ingin berteriak kepada hujan. Aku ingin terbang dari ketinggian tebing. Lalu menelusup dalam celah-celah ombak laut yang bergemuruh.
Ketika pagi ini aku harus menahan malu. Pada diri, pada teman, pada-Mu, ya Allah. Ampuni aku. Jadikan ini cambuk buatku.
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.