Friday, August 10, 2012

(Cerita Tiap Malam) Mungkinkah Tak Kuulangi Penyesalan-penyesalan Itu?

Aku bermain sendirian, tapi tak berselang lama akhirnya si temanku itu muncul juga, Adry. Jadi aku tidak main sendirian akhirnya. Seperti biasa main winning kesukaan. Winning cepat.

Waktu menyeret saja sepertinya. Mengalir begitu cepatnya hingga si aku tak sadar sudah jauh meninggalkan arena pikirku. Nambah sedikit saja ya pak, satu kali permainan saja. Asyiik. Lalu si kami pulang dengan dingin. Si temen hidung seperti permainan juga nampaknya. Hahaha.. Flu menyerang kawan. Tabahkan hatimu. Si aku udah minggu kemarin diserang si virus cepat itu.

Aku belum segera tidur. Jangan tidur, jangan tidur dulu, jangan tidur dulu Ko. Begitu bisik hati. Entah suaranya berasal dari mana. Si telinga mendengar 'goro-goro' di radio. Pada mulut sang dalang.

Aku tak mau nambah sakit dan kuman di gigi. Lalu kuraih pasta & sikat gigi. Ternyata waktu telah sampai, telah tiba waktunya. Bersama suasana hening gudang sunyi dam suara-suara hewan malam beberapa species. Dan sesekali suara motor mencubit telinga.

Konsentrasi. Heningkan hati/pikiran. Hidupkanlah 'rasa' pikir dan hatiku(mu). Hidupkan. Bukakanlah 'rasa' pikir dan hatiku.
.........................................................

Sekitar seperempat jam beradu. Sunyi dan kantuk mengaduk-aduk pikiran dan mata. Padahal pikir sudah aku (berusaha) kosongkan dan sikantuk menuju aku memenuhi gudang hati dan mata.

Lalu si aku berdiri saja berjalan menuju temaram. Tempat bersandar tubuh ini. Buat pejamlah si kedua bola mata. Rewel saja kalo malam tiba. Oh iya, setiap kali beradu sunyi, selalu saja air mata ini jatuh memenuhi kedua pipi, kanan dan kiri. Dan mulut menguap berkali-kali mengalirkan air mata ini. Jatuh berlinang.

Tidak seperti dulu, seperti kalong saja aku ini. Hujan teks-kata di layar monitor komputer. Mata setia sekali rasanya menemaninya. Dengan beberapa 'angopan' tentunya.
***

Akhirnya pejam juga dengan sukses dan cepat. Bangun-bangun sudah terang sekeliling.

Cerita berlanjut pada sebuah penyesalan diri yang diseret pagi dan si dingin embun pagi.

Karanganyar, 22 Juni 2009
- Ketika penyesalan datang lagi. Apakah besok sama lagi, mengulangi penyesalan yang sama. Seandainya penyesalan itu datang di awal kejadian. Heu.
- Ketika si adiknya si temenku berbicara. Aku malu pada diri sendiri, temenku disitu (2 orang) dan Allah SWT. Sungguh. Pilu diri.

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.