- Oleh : Muh. Aziz Widayat, S.Pd.I*
- Terbit pada: Volume 6,Nop.2012
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7)
Pendahuluan
Kualitas
seorang anak didik sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh budaya dan
suasana belajar di rumah dan di sekolah. Beberapa faktor pendukung
kualitas anak di rumah adalah seperti tingkat sosial ekonomi, dan Sumber
Daya Manusia (SDM) orang tua, keharmonisan keluarga serta pengaruh
teman bermain dan hiburan. Sedangkan faktor pendukung di lingkungan
sekolah adalah seperti tingkat SDM dan kehangatan pribadi guru,
fasilitas penunjang, sarana belajar dan pengaruh budaya dan iklim
belajar di sekolah itu sendiri.
Dalam sebuah kesempatan seorang teman bercerita. Dia mempunyai
seorang murid yang dalam kesehariannya pendiam dan senang menyendiri.
Murid ini tidak terlalu suka dengan keramaian. Sekali waktu, dalam
rangka mengisi acara pentas akhir tahun, si teman ini mendapat tugas
membuat pentas drama. Dari sekian skenario
yang dia siapakan, dia membutuhkan satu tokoh dengan karakter pemarah,
tidak mudah menghargai hasil karya orang lain, dan kurang empati. Tanpa
diduga, si murid pendiam itu mengajukan diri untuk memerankan karakter
tersebut. Teman-temannya hanya menertawakan anak tersebut. Mereka
mencibir dan mengolok-olok bahwa dia tidak akan bisa memainkan perannya
dengan baik. Sang gurupun pada awalnya juga pesimis, namun untuk
menghargai apresiasi siswanya dia akhirnya mengizinkan si anak
memerankan karakter tersebut. Pada saat pementasan, tanpa diduga oleh
siapapun, sia anak yang pendiam tadi bisa memerankan karakternya dengan
baik, bahkan lebih menjiwai dibanding pada saat latihan. Dia bisa marah
seperti orang marah yang sesungguhnya, dia bisa mencaci maki dengan
tanpa beban. bahkan mampu berimprovisasi lebih baik lagi. Sang guru dan
teman-teman anak tersebut terpana akan kondisi tersebut.
Setelah selesai acara, sang guru memberi apresiasi terhadap siswa
tersebut. Diluar perkiraan, si murid bercerita bahwa dia sudah terbiasa
menyaksikan orang marah, baik marah karena sebab yang jelas ataupun
marah dengan sebab yang tidak jelas sekalipun. Dia juga sudah terbiasa
dengan lingkungan hidup saling menyalahkan satu sama lain dan tanpa ada
rasa percaya kepada sesama. Dia menyaksikan peristiwa seperti itu hampir
setiap hari karena pelaku utamanya adalah kedua orang tuanya sendiri.
Kondisi itulah yang menyebabkan si anak tersebut tidak percaya diri di
sekolah. Dia merasakan beban psikis yang lebih sehingga tidak nyaman
beraktivitas di sekolah bahkan di rumah. Hal tersebut akhirnya berdampak
pada prestasi belajarnya.
Sebagaimana diketahui bahwa selain kebutuhan yang bersifat fisik,
salah satu jenis kebutuhan dalam hidup manusia adalah kebutuhan yang
bersifat psikis yang kerap disebut dengan kebutuhan pribadi. Dalam
kondisi normal, jiwa akan sehat kalau kebutuhan pribadi dapat kita
terpenuhi. Kebutuhan pribadi yang terpenting adalah seperti rasa kasih
sayang, rasa sukses, kebebasan, pengalaman dan kebutuhan akan rasa
kekeluargaan.
Sebagaimana dikutip Mohamad Nur (2001:8), berdasarkan teori kebutuhan
Maslow diketahui bahwa kebutuhan yang berada pada hierarkhi lebih bawah
paling tidak harus sudah terpenuhi sebagian sebelum mencoba memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi tingkatnya.
Kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, cinta, dan penghargaan)
adalah kebutuhan penting untuk kesehatan fisik dan psikologis karena itu
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi kebutuhan
tumbuh (kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, kebutuhan
menghargai keindahan, dan kebutuhan menumbuhkan dan mengembangkan
apresiasi atau aktualisasi diri).
Pengertian Katarsis
Dalam KBBI, katarsis diartikan 1 Kris penyucian diri yg membawa pembaruan rohani dan pelepasan dr ketegangan; 2 Psi cara pengobatan orang yg berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dng bebas; 3 Sas kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.
Katarsis adalah suatu metode terapi dimana pasien diminta untuk
mengingat kembali dan melepaskan emosi yang tidak menyenangkan,
mengalami kembali ketegangan dan ketidakbahagiaannya dengan tujuan untuk
melepaskan dari penderitaan emosional/gangguan mental. Terapi katarsis
ini dikenalkan oleh Josef Breuer dan kemudian dikembangkan oleh Sigmund Freud. Freud mengembangkan “katarsis” pengobatan untuk orang yang menderita gejala histeris melalui penggunaan hipnosis.
Fanny dalam millisnya “OCEAN” menulis “banyak orang yang kurang
begitu familiar dengan istilah katarsis. Istilah ini terkait erat dengan
tekanan, stress, beban, emosi. Bila diumpamakan, seperti sedang mengisi
air di bak mandi, bila terus menerus diisi tentunya air akan meluber
keluar, begitu pula dengan tekanan dan emosi, bila tidak ada katup
penyaluran atau pengeluaran tentunya dapat meledak. Masalah yang ada
dapat semakin parah bila emosi yang keluar meledak-ledak. Jadi apa itu
katarsis? Untuk lebih mudahnya, katarsis merupakan suatu mekanisme untuk
penyaluran dan pereduksian emosi atau tekanan agar psikis manusia tetap
dapat mempertahankan fungsinya menjaga realitas. atau lebih mudahnya.
Seperti perumpamaan di atas, katarsis merupakan suatu sumbat yang bila
dicabut dapat mereduksi air dalam bak sehingga tidak meluber. Begitu
halnya dengan emosi dan tekanan yang terus menerus dipendam dapat
menjadi suatu ledakan yang berakibat fatal bila tidak disalurkan. Selain
itu, emosi dan tekanan yang terus menerus direpresi dapat menyesakkan
dada dan teralihkan menjadi masalah fisik”.
Katarsis dalam pendidikan
Setiap anak melalui tahapan perkembangan psikologis namun dalam kurun
usia yang sama belum tentu tahapan perkembangan psikologis semua anak
juga sama. Masing-masing mempunyai ritme sendiri karena banyak factor
yang menyertainya. Namun demikian jika tugas perkembangan pada level
tertentu belum tuntas maka hal tersebut akan berpengaruh pada tahapan
berikutnya.
Proses katarsis sangat dikenal dalam psikologi, terutama dalam aliran
psikoanalisis. Maksudnya adalah adanya pelepasan emosi-emosi yang
terpendam. Proses katarsis sangat penting bagi orang-orang yang sedang
menghadapi masalah emosional. Proses ini sangat penting bagi orang-orang
yang sedang menghadapi masalah-masalah emosional. Dan pada umumnya,
mereka juga sedang menghadapi situasi yang menyedihkan, mengecewakan,
dan menjengkelkan. Mereka tidak mau bercerita kepada orang lain. Mereka
lebih suka memendamnya sendiri atau berusaha untuk melupakan masalahnya
meskipun dalam kenyataan, suatu masalah semakin dipendam dan diusahakan
untuk dilupakan, maka akan muncul berbagai macam ganguan fisik dan
psikologis seperti depresi, kecemasan dan berbagai bentuk penyakit
psikologis.
Pada akhir tahun pelajaran kemarin, seorang teman bercerita tentang
kondisi siswanya. Dia mempunyai dua siswa (saat itu kelas IV) yang berat
untuk dinaikkan ke tingkat lebih lanjut mengingat si anak mempunyai
kelemahan dalam menerima pelajaran dan kelemahan pula dalam
bersosialisasi. Setelah berdiskusi kami sepakat bahwa kedua siswa
tersebut mempunyai permasalahan yang sama. Permasalahan yang berkaitan
dengan pelajaran berakar pada belum tuntasnya kemampuan membaca dan
berhitung di kelas bawah tetapi dipaksa dinaikkan ke kelas atas sehingga
anak merasa terbebani. Sedangkan permasalahan berikutnya (bahkan
menurut penulis adalah masalah paling mendasar selama anak tersebut di
kelas) adalah kurang diterimanya kedua anak tersebut di dalam kelas.
Mereka cenderung dikucilkan oleh teman-temannya. Mereka terlalu sering
dipesepsikan sebagai anak yang bodoh oleh teman-temannya. Kondisi
tersebut menyebabkan kedua anak tersebut tidak nyaman dalam belajar.
Sang guru sudah berusaha untuk mencairkan suasana tetapi tetap tidak
bertahan lama karena kelas didominasi oleh mereka yang mempunyai
karakter keras (kebetulan komposisi kelas didominasi oleh anak-anak yang
posisinya dalam keluarga sebagai anak tunggal, anak pertama dan anak
bungsu). Menurut hemat penulis, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah memisahkan kedua anak tersebut dengan komunitasnya yang sekarang.
Hal itu untuk membangkitkan kepercayaan diri kedua anak tersebut. Untuk
menguji hipotesa tersebut, penulis iseng meminta teman tadi bertanya
kepada muridnya seandainya disuruh memilih antara naik kelas atau tetap
tinggal di kelas empat, mereka memilih yang mana? Dan perkiraan penulis
tepat, mereka menjawab lebih memilih tidak dinaikkan ke kelas lima
meskipun orangtua mereka lebih memilih untuk tetap dinaikkan dengan
berbagai konsekuensinya.
Guru dalam melaksanakan tugas profesinya dihadapkan pada berbagai
pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan
belajar apa yang paling sesuai, metode penyajian bagaimanayang paling
efektif, alat bantu apa yang paling cocok, langkah-langkah apa yang
paling efisien, sumber belajar mana yang paling lengkap, system evaluasi
apa yang paling tepat, dan sebagainya (Sahabuddin, 1995).
Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus
memerlukan keahlian khusus. Untuk itu, pekerjaan guru tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan karena jika itu
yang terjadi maka profesi guru rentan terkena pencemaran. Guru sebagai
pelaksana tugas otonom harus dapat menentukan pilihannya dengan
mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang tercapainya
tujuan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pengambil keputusan.
Mengacu pada definisi di atas, dapat dipahami bahwa katarsis itu
adalah proses bagaimana kita mengeluarkan emosi yang tertahan. Adapun
cara katarsis tiap orang berbeda, tergantung dari karakter orang itu
sendiri. Ada berbagai jenis katarsis seperti curhat, menangis,
karaokean, bermain video games yang keras, bermain air, berteriak dan
sebagainya. Adapun proses katarsis yang mudah dilakukan secara klasikal
(dalam proses pembelajaran) diantaranya dengan menulis, bermain air,
berteriak untuk mengeluarkan ekspresi (bermain peran), dan permainan
yang memicu adrenalin (out bond).
Sumber Rujukan:
Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas
Blog: Brown et de la pluie
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://www.tqn-jakarta.org / http://id.wikipedia.org / etc
Blog: Brown et de la pluie
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://www.tqn-jakarta.org / http://id.wikipedia.org / etc
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.