Friday, July 12, 2013

Pagi yang Gatal

Hari ini tanganku gatal dan berbintik akibat tidur di karpet yang sudah lama tidak dicuci dan dibersihkan. Sudah barang tentu kuman, bakteri dan makhluk kecil gatal berkembang di karpet itu. Sekujur tangan kananku terutama di atas telapak tangan, tangan kiri, kaki dan bagian dalam juga ga luput dari serangan gatal. Gatalnya sih ga seberapa, cuman bintiknya itu lo yang membekas. Kayak orang kena cacar air.

Hari ini juga, ada kejadian aneh terjadi. Seorang lelaki masuk ke dalam warnet. Melihat-lihat ruangan. Perawakannya tambun, chinese, berkulit putih, kaos hijau terang dan bercelana pendek longgar. Ada segumpal gunduk di punggungnya. 

"Sendirian?" tanyanya gagap. Ia bicara kurang lancar. Kucuekin sejenak. Lantas kubalas. Ia mendekat dan melihat tanganku yang berbintik. Lalu dia menyuruhku ke kamar mandi yang tak jauh dari bilik. Disuruhnya aku masuk. Namun aku serta-merta menolaknya. Dia berpikir mau mengobati atau mengurangi rasa sakit gatalku.

Kejadian menggelikan terjadi. Kedua tanganku disuruhnya kebelakang layaknya orang mau diborgol. Dan aku manut saja. Kemudian dia membuka satu kancing bajuku. Oh, dia mengelus putingku sebelah kanan. Hmm.. Dia sepertinya mau berkata, "Gimana rasa gatalnya? Udah baikan?" Lalu dia mengulangi satu kali lagi.

Lantas aku rasa ada yang tak beres dengan orang ini yang memang sedari awal aku selalu waspada terhadap segala kemungkinan. Awalnya aku tidak berpikiran neko-neko, karena yang ku tahu dia orang deket sini. Rumahnya di belakang warnet. Kata bapak yang jualan makanan di depan warnet dia emang begitu. Suka laki-laki, terlebih pada yang muda. Haduh!

Lantas aku keluar ruangan, dan dia juga ikut. Aku hentakkan kaki kanan dengan keras ke lantai. Berharap ia takut kalau-kalau amarahku sudah keluar. :D (Berasa kek di pilem-pilem silat itu; pake jurus-jurus tendangan angin bla bla.. :p)

Kata bapak penjual makanan tadi, lelaki aneh itu anak orang kaya. Tapi sikapnya ya kayak gitu, suka ama laki-laki muda. Setiap dia datang ke tempat bapak penjual makanan tadi, bapak penjual itu mengelus bagian belakang pundaknya yang tumbuh; lalu lelaki aneh itu menangis; seperti teringat ayahnya, kata bapak penjual makanan itu. 

End.

Surakarta, 13 Juli 2013

Di suatu pagi yang gatal.

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.