Saturday, September 29, 2012

Abu Bakar Lubis

dari milis HISTORIA INDONESIA

Abu Bakar Lubis.Alm ( lahir tahun 1923) adalah mantan mahasiswa Ika Daigaku (Sekolah kedokteran di zaman Jepang) yang sejak tahun 1945 aktif di pemerintahan R.I. Sejumlah kegiatan penah dilakukannya. Mulai jadi wartawan Berita Indonesia, staf Biro Perjuangan, staf Kementerian Pertahanan, staf Wakil Presiden Hatta di Bukit Tinggi (1947), kepala Bagian Pers perwakilan R.I di New Delhi. Abu Bakar Lubis adalah tokoh yang menangkap Tan Malaka untuk pertama kali pada tahun 1946. Dibawah ini sebagian tulisannya bekaitan keadaan R,I pasca serangan Belanda tanggal 19 Desember 1948 (60 tahun yang lalu).

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah Yogya jatuh 19 Desember 1948 dan pemimpin-pemimpin Republik tertangkap, Dr Beel wakil mahkota Belanda, melaporkan kepada pemerintahnya bahwa Republik sudah tiada. Perlawanan terhadap Belanda dilakukan di mana-mana, kegiatan gerilya meluas ke semua daerah pendudukan Belanda, se­dangkan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di bawah pim­pinan Mr Syafruddin Prawiranegara berfungsi di Sumatera, begitu pula Komisariat PDRI di Pulau Jawa, Mr Soesanto Tirtoprodjo. Menteri Luar Negerinya Mr Maramis, ada di New Delhi, dan semua Perwakilan Republik di luar negeri bekerja terus. Satu hal yang peilu disebut ialah bahwa hubungan radio dari daerahYogya (Wonosari) ke SumateraBarat dan Aceh, dan seterusnya ke Singapura dan Rangoon (Burma), terpelihara terus, sehing-ga kamidiluar negeri mempunyai juga gambaran tentang perjuangan yang terjadi di tanah air. Kami segera dapat mempergunakan berita-berita dari Indonesia untuk kepentingan propaganda kita seperti berita tentang serangan umum di Yogya pada tanggal 1 Maret 1949. Perhubungan radio ini dipelihara oleh kesatuan komunikasi AURI di Sumatera Barat yang pada waktu itu dipimpin oleh Komodor Udara Soejono, KSAU pada PDRI, sedangkan pemancar-pemancarnya berhasil diselundupkan oleh Dick Tamimi dan Dr. Soenarjo, seorang pewira AURI yang belugas di Singapura. Sebelum menjalani pensiun, Dr. Soenarjo menjadi Kepala LAP AN (Lembaga Antariksa Nasional). Juga terdapat hubungan radio dengan Aceh melalui pemancar yang menyebut dirinya Radio Rimba. Seperti diketahui, sewaktu Perang Kolonial Belanda berkecamuk di tanah air, saya sedang bertugas di New Delhi, jauh dari medan perang. Kami semuanya mengikuti perkembangan perlawanan terhadap agresi Belanda itu melalui berita-berita dari Suma­teraBarat dan Aceh, dan juga melalui warta berita radio BBC, Voice of America dan berita-berita dari kantor-kantor berita. Sulit bagi saya menceritakan perasaan yang terdapat pada diri saya ketika menerima pelbagai berita dari atau tentang perjuangan bersenjata yang sedang berkobardi tanah air. Rasa gembira jika ada berita sukses, yang segera dapat dipergunakan untuk kegiatan publisitas kita, atau rasa sedih dan pilu jika menerima berita duka atau berita yang kurang menggembirakan. Pada umumnya pada masa itu saya gelisah terus memikirkan kawan-kawan yang sedang berperang di tanah air. Saya sangat menyesal dan merasa bersalah terha­dap kawan-kawan yang sedang berjuang mempertaruhkan jiwa di hutan dan gunung, sedangkan saya sendiri bertugas di tempat aman.

Mengenai Dr Soenajo adakah yang bisa menambahkan informasinya ?

(dikutip dari Kilas Balik Revolusi UI Pres 1992)

Source dari sini

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.