Friday, August 10, 2012

Chapter 7: Malam Kelam

Aku berjalan mengikuti udara kala itu. Langit sepertinya tak henti menurunkan pusakanya. Air hujan yang sayup menderas. Menelanjangiku dan orang-orang disekitar. Sepertinya mereka terbius terhipnotis mengikuti suatu perintah. Entahlah aku sendiri sepertinya terkena. Sulit sekali menolaknya. Kacau. Menghitam mengabu langit dan pandangan.

Berhenti disuatu titik lokasi. Aku tak tahu dan tak menahu soal itu. Ada pemerkosaan seorang gadis oleh seseorang pria seperti Tora Sudiro. Anehnya sepertinya si gadislah yang mulai. Dan juga si pemuda juga beringasan orangnya. Lalu aku ketakutan berdiri seperti dibawah batu siap menikamku. Dan orang-orang berdatangan. Aku bersembunyi lalu keluar. Tapi anehnya orang-orang membiarkan sang pria tadi. Aku terheran kaget. Entahlah.

Lalu masih menuju kegelapan saja. Aku menurut saja. Aku ikuti saja. Berhenti lagi disuatu titik lokasi. Ada sebuah peristiwa menakutkan (menurutku). Satu orang ditangkap dua orang yang sepertinya satpam. Lalu satu orang itu ditendang kepala/mukanya dengan sepatu satpam. Dan berdarah-darah. Aku ngilu melihatnya. Ngeri. Dan kulihat juga disampingnya menjerit seorang perempuan menangis sambil memeluk seseorang. Dia juga berdarah-darah sepertinya. Seperti sebuah perkelahian. Namun entahlah. Peristiwa yang kualami ini sepertinya abstrak saja. Alam mana aku juga tak tahu. Ada sebuah pistol dan orang-orang berkerumun banyak. Banyak sekali. Lalu aku membayangkan sesuatu namun tak dapat pemecahan.

Malam itu berdarah-darah. Memekat rasanya dan mengerikan seperti neraka.

Dan sayup-sayup suara adzan subuh menuntun mataku terbuka.

-oo0oo-

Karanganyar, 18 April 2009

Di dalam masjid Al Falah MA N Karanganyar

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.