Monday, August 27, 2012

(Cerpen) Hatimu Spesial

Cinta itu merah, semerah darahku yang mengalir dalam tubuhku. Begitu rindu menggebu. Rona senja yang menggelora. Rerintik air hujan yang berkeliaran. Suasana yang sangat aku inginkan. Tepat sekali buat menikmati kenangan atau hanya sekedar mengenang wajahmu yang ayu. Ditemani secangkir teh mungkin atau kopi. Kertas-kertas berserakan. Bait-bait puisi yang belum selesai aku bikin. Dirimu memang spesial bagiku. Hatimu sangat spesial.

Kapan lagi kita memesan sunyi yang seperti dulu. Indah rasanya bila kuingat-ingat kenangan yang ada. Segala tumpah ruah dalam otak ini. Ada geletar apa aku tak tahu. Inikah cinta itu? Aku hanya tak menyadarinya. Sekian waktu telah berlalu menyeret memori. Menguliti umur dan menghempaskan

Sesungguhnya hati ini tak memaksa untuk memiliki dirimu. Bagiku cinta itu tetap butuh logika atau rasio. Lihatlah kedalam diri. Siapa kamu? Bisa apa kamu? Bagaimana kamu? Itu adalah kata-kata salah seorang teman saya. Dan kurenung-renungkan, cocok juga.

Ah, tapi seperti dibuat gila aja bila ingat senyumanmu. Aku lihat ketulusan dimatamu. Entah benar atau tidak aku tidak tahu. Dan yang aku rasakan hanyalah sepenggal cerita saja. Pun juga dengan dirimu. Walaupun tak bisa bersatu nantinya, aku berpuas saja sampai apapun nantinya. Biarpun melati tak beraroma semerbak mengelilingi kita, sudah cukup bagiku. Kau pemanis dalam hidupku. Kau begitu special, hatimu. Dirimulah yang menggerakkan di banyak pepuisian yang ada. Disetiap napas, aku bermohon kepada Tuhan, sudilah kiranya Tuhan mengabulkan permintaanku.

"Ya Allah, tautkanlah hatinya dengan hatiku. Satukanlah kami, satukanlah kami, satukanlah kami. Jodohkanlah kami dihari yang berbahagia. Amin"

* * *

Kerlip malam mulai temaram. Rona jingga berpudar pekat menghitam. Ada sesuatu yang mengganjal hati. Benar ketidakpastian (sesuatu). Tak apalah, biarkan saja semuanya berjalan sendiri. 

Mari berdansa, mari bermain saja. Menikmati alam dan rona jingga sebelum benar habis kali ini.Tertawalah cinta, jangan kau bersedih oleh sebab apapun? Aku bersedia memapah kakimu kemana engkau pergi. Sekuat dan semampuku sayang.

Mari berdendang tentang lagu hujan dan senja yang bersemayam dalam hati kita. Kita eratkan rerinduan yang menggelora dalam cangkir-cangkir kopi. Mari bermain-main dengan pelangi. Hidupmu adalah pelangi. Kau adalah pelangi.

Mari lekatkan kening kita. Memadu sunyi diantara rerintik hujan yang berjelaga. Kita tautkan rindu dikejauhan. Hatimu hatiku. Puisi adalah hatimu.

Jakal KM 14 Jogja, 02 Maret 2012
Dalam sebuah Subuh

*) Ekohm Abiyasa

No comments:

Post a Comment

Silakan beri komentar Anda. No Spam No Ads. Thanks.